13Hadis tentang Menghargai Waktu dan Keutamaannya . Keutamaan Menghargai Waktu. Dari bangun tidur hingga kembali beristirahat, kehidupan umat Islam harus selalu diisi dengan kebaikan. Hal itu juga seperti dijelaskan dalam hadis tentang menghargai waktu. Dalam penelitian IAIN Ponorogo disebutkan bahwa terdapat dua pengungkapan waktu dalam Alquran.
Ada pepatah Arab yang mengatakan waktu laksana pedang. Jika kita tidak mampu memanfaatkannnya, waktu sendiri yang akan menebas kita. Semangatlah dalam memanfaatkan waktu luang Anda dalam kebaikan, bukan dalam maksiat. Karena jika kita tidak disibukkan dalam kebaikan, tentu kita akan beralih pada hal-hal yang sia-sia yang tidak ada Laksana PedangJika kita tidak pandai menggunakan pedang, niscaya pedang tersebut akan menebas diri kita sendiri. Demikian juga waktu yang telah diberikan oleh Allah Ta’ala. Jika kita tidak mampu memanfaatkannya untuk berbuat ketaatan kepada-Nya, niscaya waktu akan menjadi bumerang bagi diri kita kitab Al Jawaabul Kaafi karya Ibnul Qayyim disebutkan bahwa Imam Syafi’i pernah mendapatkan pelajaran dari orang sufi. Inti nasehat tersebut terdiri dari dua penggalan kalimat berikut“Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.”Semoga kita bukan orang yang menyia-nyiakan waktu untuk hal yang tidak perlu.
âœSesungguhnya engkau bagaikan hari yang dapat dihitung. Jika satu hari berlalu, maka sebagian darimu juga akan pergi. Bahkan hampir-hampir sebagian harimu berlalu, namun engkau merasa seluruh yang ada padamu ikut pergi. Oleh karena itu, beramallah.†(Shifatush Shofwah, 1/405, Asy Syamilah). 3. Kesempatan Hilang Sia-sia “ الوَقْتُ كَالسَّيْفِ ” Waktu muda, bagi sebagian orang adalah waktu untuk bersantai, masa untuk bersenang-senang dan menikmati hidup. Bahkan ada sebuah ungkapan yang mengatakan, “Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga.” Benarkah? Bahkan tanpa amalan sholeh? Sungguh hal ini dapat kita katakan “sangatlah mustahil”. Sebab, jalan menuju segala impian adalah usaha yang keras serta do’a yang SWT. Berfirmanوَءَاتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لا تُحْصُوهَا إِنَّ الإنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّار Artinya Dan Dia Allah telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya, sungguh manusia itu sangat zhalim dan sangat mengingkari nikmat Allah. Ibrahim 34 Namun, seperti dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata Rosulullah SAW Bersabda ”dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh sebagian besar manusia yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang”. HR. Bukhari dan Ibnu Majah Dikatakan dalam sebuah Syair Arab, الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَّهَب waktu itu lebih berharga daripada emas. Sebegitu pentingnya kita diperintahkan untuk menghargai waktu hingga Allah mengatakannya berkali-kali, termasuk dalam QS. Al-Ashr1-3 “Demi Massa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan saling menasihati dalam kebenaran serta saling menasehati dalam kesabaran.” Di akhirat, harta tak lagi berlaku dan teman takkan ada yang membantu, melainkan mempertanggungjawabkan perbuatan masing-masing selama masa hidupnya, dan setiap amal akan mendapatkan balasannya meskipun sekecil biji sawi. “Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.” QS. Al-Qiyamah14-15. ”Pada hari ketika lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” QS an-Nuur24. Sekarang, bagaimana langkah yang kita ambil untuk mengumpulkan bekal yang cukup? Sungguh, telah tersedia di hadapan kita sebanyak-banyak peluang yang dapat kita gali informasinya untuk dipelajari. Ada berbagai ladang, Contohnya Bermacam buku yang dapat kita baca, koneksi Internet yang tak terbatas, para guru tempat bertanya, majelis-majelis ilmu, serta teman-teman yang akan membantu kita selamat dunia dan akhirat. Ingat, kendali pemanfaatan waktu ada di tangan kita. Apabila kita tidak bijaksana dalam memanfaatkannya, kita akan binasa karena penyesalan atas waktu yang tersia-siakan. Seperti kata sebuah pepatah الوَقْتُ كَالسَّيْفِ إِذَا لَـمْ تَقْطَعْهُ قَطَعَكَ waktu bagaikan pedang, jika kamu tidak memotongnya maka dia akan memotongmu. Sedangkan masih ada akhirat yang menanti di depan kita dengan dua pilihan Surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai atau neraka yang panasnya 7x lipat api di dunia. Perintahmenghargai waktu lainnya adalah tersirat dalam waktu-waktu shalat yang telah Allah SWT tentukan. Selain merupakan bentuk kewajiban paling asasi, shalat dapat pula menjadi media pembelajaran bagi umat Muslim untuk menghargai dan menepatinya. Pepatah Arab mengatakan, "Waktu bagaikan pedang yang apabila kita tidak menggunakannya Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Waktu Bagaikan PedangRamadhan segera berkemas untuk tinggalkan kita. Waktu begitu cepat berlalu. Dan tanpa terasa kita tinggal beberapa hari lagi bersamai bulan yang mulia ini. Sungguh akan merugi jika kita tidak memanfaatkan waktu yang kita miliki. Terkadang kita sebagai manusia lupa akan 2 nikmat yang Allah berikan. Yang pertama nikmat sehat dan nikmat waktu luang. Berapa banyak waktu kita terbuang begitu saja tanpa melakukan kegiatan apapun. Nikmat sehat yang kita miliki terkadang kita sia-siakan. Tak menyadari bahwa banyak di luar sana yang mau bediri saja susah, mau makan tidak enak dan merasakan tubuhnya lemas tak berdaya. Sedangkan kita yang sehat. Justru hanya berdiam diri tidak memaksimalkan ibadah dan sibuk dengan urusan dunia yang sementara. Astaghfirullahal Adzhiim. Yang kedua nikmat waktu luang. Waktu bagaikan dua mata pedang, jika kita tidak memanfaatkan dengan baik maka kita justru akan rugi. Pedang akan menebas kita itu pandai-pandailah memanfaatkan nikmat sehat dan nikmat waktu/ sempat. Ramadhan yang tinggal bebera hari lagi. Mari kita maximalkan ibadah kita. NMalam 25 semoga kita mendapatkan malam lailatul Qodar malam yang lebih baik dari seribun. Makam itu tidak serta merta datang dan kita jumpai. Namun perlu tindakan dan usaha untuk kita bisa berjumpa dengannya. Berdoa dan berdzikir kepada Allah. Melakukan kebaikan- kebaikan dengan infaq atau sodaqoh. Berbagi rezeki yang kita dapatkan kepada orang lain. Ingat ada hak mereka di dalam rezeki yang kita terima. Ayo berlomba-lomba untuk mendapatkan kemenangan. Masih ada sedikit waktu, jangan kita sia-siakan sedikit waktu yang ada kita sehat tetap semangat dan terus berkarya. Gunungkidul, 15 April 2023 Lihat Diary Selengkapnya
SURGAdibawah .NAUNGAN PEDANG .. dan.. KAKI IBU .. 1 >> Dari Abdullah bin Abi Aufa Radhiyallahu 'anhuma bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam

“Tidak terasa ya udah hari jum’at, perasaan baru kemaren itu hari jum’atnya.” pernahkah sahabat umma mendengar peryataan seperti demikian?Imam Asy Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan,صحبت الصوفية فلم أستفد منهم سوى حرفين أحدهما قولهم الوقت سيف فإن لم تقطعه قطعك“Aku pernah bersama dengan seorang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya memanfaatkannya, maka dia akan memotongmu.”Kemudian orang sufi tersebut menyebutkan perkataan lainونفسك إن أشغلتها بالحق وإلا اشتغلتك بالباطل“Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik haq, pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia batil.” Al Jawabul KafiSelain ituIbnul Qoyyim rahimahullah pun pernah mengatakan, “Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan mendung. Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak.”Lalu Ibnul Qoyyim mengatakan perkataan selanjutnya “Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat hawa nafsu, berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.” Al Jawabul Kafi, 109Sahabat umma, kira-kira hari ini mau memberkahkan waktu untuk beramal apa?

WaktuBagaikan Pedang " الوَقْتُ كَالسَّيْفِ " Waktu muda, bagi sebagian orang adalah waktu untuk bersantai, masa untuk bersenang-senang dan menikmati hidup. Bahkan ada sebuah ungkapan yang mengatakan, "Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga." Benarkah? Bahkan tanpa amalan sholeh?
Melalaikan WAKTU adalah suatu kebinasaan. Bisa jadi tanpa kita sadari WAKTU akan membunuh kita, jikalau kita lalai dengannya, karena WAKTU begitu cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali, WAKTU terus berlari tanpa henti, WAKTU terus berputar tanpa kenal lelah dan WAKTU tidak menghiraukan apa yang ditinggalkannya. الوَقْتُ كَالسَّيْفِ إِذَا لَـمْ تَقْطَعْهُ قَطَعَكَ “Waktu bagaikan pedang jika kamu tidak memotongnya maka dia yang akan memotongmu.” Waktu akan membunuh orang yang melalaikanya, pengaruhnya akan membuat orang sengsara, karena dengan melalaikan waktu maka kerugian, penyesalan, kesakitan akan selalu menunggunya. Ibnu Abi Jamroh dalam kitabnya “Bahjatun-nufus” berkata “Potonglah waktu dengan perbuatanmu agar waktu tidak memotongmu”. Jika kita tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik baiknya, maka kita akan binasa sebagaimana binasanya seseorang yang terkena sabetan pedang Jika kita tidak segera menghindar dan melawannya maka pedang akan memotong dan mencabik-cabik kita, karena waktu bagaikan pedang yang membunuh. Ibnu Abbas ra berkata mengenai surat al-Ashr bahwa pengertian dari والعصر adalah waktu. Alloh swt bersumpah dengan waktu, yang mana didalamnya terdapat banyak keajaiban, karena dengan waktu dapat menyebabkan manusia meraih untung atau rugi, bahagia atau sengsara, sehat atau sakit, kaya atau miskin. Dikatakan dalam sebuah Sya’ir Arab الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَّهَبِ “Waktu itu lebih berharga daripada emas.” karena waktu adalah perhiasan manusia dan kesempatan hidup yang paling berharga. RENUNGAN UMUR Al-Hamdulillahi Robbil alamin .. saat ini kita masih dikaruniai kesempatan hidup. Namun hidup saat ini hanyalah berma’na menjalani sisa umur belaka. Bertambahnya waktu bagi kita adalah satu langkah mendekati liang kubur. Entah sampai kapan Alloh swt mengaruniakan sisa umur ini untuk kita .? Boleh jadi ada diantara kita diberi kesempatan hidup bertahun-tahun lagi oleh Alloh swt. Mungkin diantara kita ada yang sisa umurnya tinggal beberapa bulan ini, atau beberapa hari lagi, atau boleh jadi ada diantara kita yang oleh Alloh swt diberi kesempatan hanya beberapa tarikan nafas saja untuk menghuni tanah tempat kita berpijak saat ini. Setelah kematian kita masih punya waktu panjang, jauh lebih panjang dari kehidupan dunia, menunggu waktu dibangkitkan-Nya di hari kiamat nanti, di dalamnya ada derita dan bahagia, siksa dan ni’mat. Kelamnya masa silam dan kelabunya masa lalu kita sikapi dengan taubatan-nasuha, dengan membuka lembaran hidup baru yang sarat dengan warna putih akan mencerahkan lagi menenangkan hati untuk menghadapi kematian. 3 PASANG INDRA MANUSIA Alloh memberi kita alat baca berupa indera hati, indra akal, dan indra jasad seperti mata, telinga, hidung dan yang lainnya. Dalam bahasa ilmiah, indera-indera tersebut adalah sensor. Indera merupakan input, Baik buruk output kemudian tergantung pada pemrosesnya. Pemroses tersebut adalah hati tempat terbentuknya rencana atau niat. Hatilah yang bisa memastikan sesuatu itu benar atau salah. Sedangkan “Akal adalah asisten Hati”. Akal tidak bisa mengatakan sesuatu itu benar atau salah. Akal hanya bisa membedakan baik atau buruk. Menurut al-Ghozali, bahwa manusia bergerak dengan tiga pertimbangan. Ada kualitas baik rasional, kualitas benar spiritual, dan kualitas nyaman emosional/nafsu. Ketika kita membaca sesuatu, kita akan selalu menemukan ketiga kualitas ini. Kadang kita menginginkan sesuatu yang nyaman dan baik, dan mengesampingkan urusan benar-tidaknya belakangan. “Tergantung siapa yang menjadi raja, apakah aspek spiritual, aspek rasional, atau aspek emosional”. Orang yang menjadikan spiritualnya raja bagi akalnya dan akalnya raja bagi emosionalnya, maka cara membacanya akan berbeda dari kebanyakan orang. Ketika lewat seorang perempuan cantik, aspek emosional akan mendorong seorang laki-laki untuk terus melihatnya. Aspek rasional bisa jadi mengatakan, “Apa gunanya sih, bisa jadi itu istri orang lain .?”. Namun aspek spiritual menilai bahwa kita harus menghindari pandangan tersebut karena diri akan terkungkung oleh keinginan syahwat. Pembaca yang ideal, adalah yang mendudukkan aspek spiritual sebagai sang raja. Akal menjadi asistennya, sedangkan emosi adalah petugas pencarinya. Emosi juga penting, karena tanpanya kita tidak akan bergerak ke mana-mana. “Yang tidak boleh adalah menjadikan emosi sebagai raja”. Sedangkan fisik berfungsi sebagai pelaksana eksekutor detak hati, detik akal dan pengantar emosi nafsu .. HIDUP INI INDAH Pembelajaran yang benar bisa kita dapatkan dari apa dan siapa pun, karena pada hakekatnya tidak ada sesuatu pun yang sia-sia segala ciptaan Alloh swt di alam raya ini. Pencerahan yang baik bisa datang dari mana saja, ta’kenal waktu, bahkan kadang ta’terduga. Jadi .. ni’mati saja luasnya kehidupan ini. Hiruplah keanekaragamannya. Pandanglah warnanya. Sebab hidup tidak selamanya hanya hitam dan putih, tetapi penuh aneka warna, bahkan abu-abu dapat mengeluarkan 500 warna. GA’PENTING ..!! Ternyata banyak keinginan itu ga’penting.. Banyak keinginan artinya banyak menghayal .. Banyak menghayal artinya suka ngimpi .. Suka ngimpi artinya sering tidur .. Sering tidur itu tanda org males .. Org males itu akibatnya miskin .. Orang miskin itu ga’ada harganya .. Orang ga’ada harganya itu hina .. Orang hina itu rendah kaya’ sampah .. Sampah ..!?? Orang ko’dibilang sampah .. Masak manusia dibilang sampah .. Oooo….w Sampah masyarakat maksudnya .. Bikin penyakit menular disekitarnya .. Karena ga’ada manfaatnya dimanapun ia berada .. Ga’ada yang ngarepin keberadaanya .. Ga’ada yang kasih sayang dia .. Ga’ada yang kangen apalagi cinta sama dia .. Ga’ada yang butuh dia .. Yach ..!!! Sebenernya sih aku cuma pengen bilang Kalo jadi orang jangan banyak pengennya .. Tapi banyaklah berharap .. Karna Alloh mengajarkan pada kita “Berharaplah hanya kepada Alloh karena Dia akan memberikan yang terbaik untukmu ..” Dengan berharap kita punya sesuatu yang lebih dari sekedar angan-angan kosong yang ga’pernah diperjuangkan .. Harapan itu perlu diperjuangkan .. Agar hati , akal , fisik dan nafsu berfungsi sebagaimana mestinya .. Hati untuk tempat keimanan .. Akal untuk berfikir dan mempertimbangkan .. Fisik untuk bekerja .. Nafsu untuk dipelihara dengan baik .. MENAHAN HAWA NAFSU Untuk mencapai kebahagiaan, lebih baik membatasi keinginan daripada memanjakannya. Alloh swt berfirman “… Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, niscaya ia akan menyesatkan kamu dari jalan Alloh…” QS. Shod 26. Kebutuhan dan keinginan adalah dua hal yang berbeda. Makan, bisa dikatakan sebagai sebuah kebutuhan. Tapi makan dengan kemewahan, makan di rumah makan kelas atas, maka kebutuhan itu berubah menjadi keinginan. Rumah adalah kebutuhan, tapi memiliki rumah mewah dengan beragam fasilitas yang wah, maka kebutuhan tersebut sudah menjadi keinginan. Kendaraan, motor atau mobil misalnya adalah kebutuhan, tapi ketika ingin memiliki motor dan mobil yang lain, yang lebih bagus, atau sekedar mengkoleksi, maka bisa dikategorikan itu bukan kebutuhan, melainkan keinginan. Hanya, manusia yang dikuasai oleh nafsu, akan selalu ada keinginan-keinginan yang berlebihan di samping kebutuhan-kebutuhan standarnya’ sebagai manusia normal. Ada nasihat bijak seputar kebahagiaan dan ketenangan, bahwa kebahagiaan dan ketenangan bisa diraih bukan dengan simbol-simbol keduniawian; Rumah, kendaraan, kedudukan, jabatan, uang, dan harta pada umumnya. Tapi ia teraih lewat kefitrian batin, kesucian jiwa, dalam memegang kendali amanah yang diberikan Alloh swt. Akan percuma harta yang teraih lewat cara-cara yang kotor, karena hanya akan menimbulkan penderitaan sesudahnya. Akan sia-sia kedudukan yang diraih lewat cara-cara yang kotor, karena hanya akan membuahkan ketidaktenangan di ujungnya. Kekurangan yang diterima apa adanya dan kondisi hidup yang disyukuri, akan lebih menjanjikan ketenangan dan kebahagiaan. Kiranya yang demikianlah yang dinamakan dzikir, bahwa apapun yang kita lakukan kita ingat ada Alloh Yang Mengawasi. Dan apapun yang kita ni’mati, kita ingat bahwa dari Dia lah semua hal kita dapatkan dan karenanya kita tidak menjadi sombong dan lupa diri. Orang-orang mu’min meraih akan meraih kebahagiaan dengan mengingat Alloh swt. “Orang-orang yang beriman, hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Alloh..” QS. Ar-Ro’d 28. BUATLAH MALAIKAT KAGET ..!! Banyak orang diluar sana yang mengatakan kalau kita bershodaqoh harus ikhlas .. Tetapi belum banyak orang yang tau tentang apa itu ikhlas dalam bershodaqoh .. Ikhlas dalam bershodaqoh itu sebenarnya simpel saja, namun banyak orang yang mempersulit arti ikhlas tersebut .. Nah ..! ketentuan bershodaqoh agar membuat anda kaya simpel saja .. Kaget kan orang yang anda shodaqohi .. Apa maksud nya ..? Hehehehe Maksud nya begini Brow .., kalau biasanya anda lihat orang shodaqoh hanya 1000, 2000, atau 5000, anda harus bisa lebih dari itu .. Misalnya, 50 rb, 100 rb, atau lebih bagus lagi 1 juta .. agar orang yang anda kasih sedekah merasa kaget .. Otomatis kalau anda bisa memberikan uang kaget seperti itu .. HMMM …. !!!! Malaikat yang mencatat amalan anda pun juga akan ikut kaget .. Hahahahaha .. Dan mereka berdua juga pasti akan mendo’a kan anda secara ikhlas dan berulang-ulang .. MASTERPIECE TUHAN Apakah dengan dibilang jelek orang cantik mendadak jadi jelek ..? Apakah lantaran disebut cantik orang jelek tiba-tiba jadi cantik ..? Apakah orang yang nyata-nyata pintar sertamerta jadi bodoh karena dicacimaki dengan gelar Si Bodoh’ ..? Apakah orang yang memang bodoh begitu saja jadi pintar setelah kita puji, Kamu kok pinter banget sih’ ..? Apakah manusia otomatis jadi anjing karena kita hardik, Asu koen ..!’ Pujian dan cacian sedikitpun tidak merubah keadaan .. Lalu kenapa kita begitu senang dipuji dan marah atau sakit hati dicaci ..? Toh sedikit pun tidak memberi manfaat dan tidak mendatangkan mudhorot .. Jangan-jangan selama ini anugerah logika dan akal kita itu sangat kurang dioptimalkan fungsinya ..! Riya’, hobbi pamer, pencitraan, lapar popularitas, dan mudah tersinggung ketika diledek dan dimaki adalah akibat krisis akal, untuk tidak dikatakan sinting atau gila .. Mungkin ada yang spontan menyanggah “Wajarlah .. itu manusiawi ..!” Taukah Anda, arti manusiawi’ ? Manusiawi itu hewani .. Manusia di anugrahi hati agar bisa tulus Ikhlash .. Di anugrai akal agar bisa berpikir logis dan realistis .. Di anugrahi fisik yang sempurna, agar bisa kerja nyata .. Dan di anugrah nafsu, tapi kan tidak semua buruk-buruk dan hina dina .. Bukankah manusia itu masterpiece’ karya besar dan agung .. hasil karya yang terbaik Tuhan .. Sehingga WAJAR para malaikat yang suci diperintahkan Alloh untuk menghormatinya ..? KADANG KADANG Terkadang .. Bahkan terlampau sering kita meremehkan orang yang lebih muda atas ilmunya .. Terkadang .. Bahkan terlampau sering kita meremehkan orang yang lebih kecil atas kekuatannya .. Terkadang .. Bahkan terlampau sering kita meremehkan orang yang lebih santai menghadapi masalahnya .. Terkadang .. Bahkan terlampau sering kita meremehkan orang yang lebih bodoh atas tugas untuknya .. Terkadang .. Bahkan terlampau sering kita meremehkan orang yang lebih awam atas karyanya .. Tapi pernahkah kita berfikir ..!? Muda, kecil, santai, bodoh dan awam itu hanya di mata kita .. Setidaknya dia yang lebih muda telah berusaha untuk terus mencari ilmu .. Setidaknya dia yang lebih kecil telah berusaha untuk terus menguatkan dirinya .. Setidaknya dia yang lebih santai telah berusaha untuk terus menemukan solusi di setiap masalahnya .. Setidaknya dia yang lebih bodoh telah berusaha untuk terus menyelesaikan tugasnya .. Setidaknya dia yang lebih awam telah berusaha untuk terus berkarya .. Hargai hal yang ada di depan mata kita .. Belajar mengetahui .. Belajar mengerti .. Belajar memahami .. jangan cuma ingin diketahui, dimengerti dan dipahami .. MAGNET DIRI Selama diri anda selalu berpikir KURANG berarti anda sedang melatih perasaan itu, sehingga anda AHLI di bidang kekurangan, dengan demikian Anda akan selalu berkekurangan. Sebab diri kita adalah MAGNET dan kita akan terus melatih magnet diri atas apa yang kita rasakan. Kalau kita melatih perasaan “kurang” maka pada “perasaan” itulah keahlian kita yang akan menjadi magnet dalam diri dan kehidupan kita. Sehingga, wajar jika kita akan selalu merasa “berkekurangan”, atau dengan kata lain kita akan selalu merasa miskin. Setidaknya ada dua cara untuk menghilangkan perasaan “berkekurangan” ini. Pertama Segera mencari kelimpahan, dan ini tidak mudah. Agar lebih mudah gunakan cara Kedua terlebih dahulu sebelum anda lakukan cara yang pertama, yaitu Cara Kedua SYUKURI apa yang ada, coba carilah hal-hal apa saja yang belum anda syukuri, dan SYUKURILAH SEMUANYA sampai anda sungguh-sungguh merasa bahwa ALLOH telah MELIMPAHKAN begitu banyak KENI’MATAN dalam hidup anda. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah ni’mat kepadamu, dan jika kamu mengingkari ni’mat-Ku, maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.” QS. 147 Nah ..! Mulai dari sekarang LATIH lah terus perasaan SYUKUR dan BERKELIMPAHAN ini hingga menjadi “Magnet” dalam diri dan kehidupan anda. DOBRAK KEMALASAN .!.!.!.! MALAS melaksanakan segala apa yang telah Alloh perintahkan baik itu yang bersifat wajib maupun sunnah .. adalah alasan yg paling berbahaya .. karena ia pembunuh potensi .. sehingga sesorang menjadi tidak bernilai dn tidak bermanfaat bagi dirinya sendiri dn dihadapan orang lain .. Nabi Muhammad saw telah menganjurkan setiap orang agar bermanfaat untuk diri dn lingkungannya .. “Yang paling baik di antaramu adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain ..” Banyak alasan untuk tidak melakukan sesuatu .. mungkin karena sibuk dengan kegiatan lain .. atau belum merasa terdesak .. atau belum merasakan manfaatnya .. atau belum memiliki kemampuan .. dan lain-lain .. Seseorang mempunyai berbagai alasan terhadap ketidakmauannya melakukan sesuatu .. namun alasan yang paling berbahaya adalah ketika seseorang tidak melakukan sesuatu karena MALAS MEMULAI ..! HMMM … Pernah merasa sakit hati dn ingin marah hingga titik air mata karena perih dn emosi yg membuncah …? Rasanya ingin sekali … meluapkan dn membalas rasa sakit melontarkan kata-kata tajam … mengeluarkan kemarahan saat itu juga … akan tetapi apakah kmu puas setelah marah …? apakah masalah terselesaikan …? apakah orang itu mengerti …? Tidak juga …! Lebih perih lagi … ketika kmu ta’punya hak untuk marah karena kmu di pihak yg tersalah dn org tersebut memiliki hak untuk melakukan hal tersebut … WoooW…! betapa tersiksanya … Ketika kemarahan telah reda … kerap kita ingat dn sadar bahwa kemarahan hanya akan berbuah keburukan dn kesalahan … Memang lelah ketika kita harus bermain dengan emosi selama berjam-jam … Memilih untuk membalaskan sakit dn perih … atau bersabar menunggu kemarahan mereda dari hati … Hanya kmu sendiri yg punya kemampuan mengontrol diri … ENERGI EXTRA Kemarahan dn emosi sesaat yg dilontarkan saat suasana hati sangat panas hanya menghasilkan masalah baru … Kita sering lupa bahwa “amarah” membutuhkan energy sangat besar … dn dampaknya merusak jiwa serta lingkungan … maka amarah adalah “aksi bunuh diri” secara perlahan yg sangat merugikan diri sendiri … Jika memang Alloh bersama orang² sabar … maka bersabarlah bersama Alloh … dalam melaksanakan perintah²-Nya … Jika memang Alloh mencintai orang² sabar … maka cintailah Alloh dgn sabar … tinggalkanlah segala macam yg dibenci-Nya … RENCANA RENCANA BAIK, belum tentu membuahkan kebahagiaan .. Sebagaimana RENCANA JELEK, juga belum tentu mengakibatkan keburukan .. Tanya…. Kenapa ..? Kalau baru RENCANA, tentu saja tidak akan merugikan siapapun .. jangan kuatir ..! Andai saat ini diriku tengah membawa tongkat dan berencana MEMUKUL dirimu…. Apakah engkau sudah merasakan kesakitan itu ..? Tentu saja BELUM, itulah kenapa “rencana jelek belum tentu mengakibatkan keburukan” .. karena BELUM DIKERJAKAN. Konstruksi pikirku sudah aku rubah, diriku tidak setuju dengan ungkapan; “Manusia yang merencanakan, Tuhan yang menentukan ..” Kenapa ..? Karena Qudrot & Irodat Tuhan TUMERAP kepada setiap makhluq-Nya Aku menabrakkan diriku ke kereta api sehingga mati, diakibatkan oleh diriku sendiri .. karena akulah yang memilih untuk melakukan hal itu. Aku memutuskan untuk tidak makan, adalah atas kehendakku .. akulah yang menentukan. Begitupun pilihan terhadap baik & buruk, adalah kehendak kita .. Tuhan mengingatkan, akibat dari perbuatan kita itu .. diri kitalah yang akan menanggungnya, baik itu pahala maupun dosa. Nah, kemauan untuk bertindak dan berbuat itu adalah milik Tuhan, DIA yang mengadakannya dan diamanahkan kepada kita .. dengan demikian, baik dan buruknya rencana dan tindakan itu; “diri kita sendirilah YANG MENENTUKAN.” Andai diri kita DIGERAKKAN benar2 seperti wayang, maka untuk apa DIA turunkan aturan yang berisi; peringatan, ancaman, ganjaran ..dsb ..? Kita bukanlah makhluq-Nya yang DIA ikat kaki dan tangan kita, lalu diceburkan di tengah kolam kehidupan .. kemudian disuruh berenang ke tepian, sama sekali bukan ..! Kita diberinya kebebasan .. untuk memilih dan menentukan .. Nasib atau nishob artinya adalah SAMPAI, sedangkan RENCANA adalah sesuatu yang belum dikerjakan untuk bergerak menuju’ yang menjadi tujuan .. Maka rencana adalah sesuatu yang belum sampai’, belum nishob, alias belum nasib. Kita kelaparan, kita berencana untuk makan agar kenyang .. Di meja makan telah tersedia segala hidangan, namun kita hanya berputar di sekeliling meja makan .. kita hanya berhenti di terminal rencana’ .. maka MUSTAHIL akan berubah menjadi kenyang .. Hehehehe .. Hanya asistennya Tuhan yang sudah mengetahui’ RENCANA-Nya Tuhan ..
Waktu bagaikan pedang. Jika engkau tidak memanfaatkannya dengan baik (untuk memotong), maka ia akan memanfaatkanmu (dipotong)." (HR. Muslim) 25. Rasa Malu Membawa Kebaikan Ada sebuah hadits yang mengatakan jika engkau tidak malu maka berbuatlah sesuka hatimu. Dan ini bisa menjadi sebuah motto untuk hidup kita bahwa malu itu membawa kebaikan yang banyak.
BANYAK orang-orang jurusan dunia yang berkata bahwa waktu adalah uang, hal ini menunjukkan bahwa waktu itu benar-benar berharga. Apalagi di dalam Islam, maka hal itu lebih berharga lagi dan sangat berharga. Bahkan ulama pun ada yang berkata bahwa waktu adalah pedang, dalam kitab Al Jawaabul Kaafi karya imam Ibnul Qayim rahimahullahu disebutkan bahwa Imam Syafi’i berkata, BACA JUGA 4 Sunnah di Waktu Maghrib “Waktu laksana pedang, jika engkau tidak menggunakannya maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.” Hal ini menunjukkan bahwa kita harus mengolah waktu ke hal-hal yang positif dan bermanfaat. Dan janganlah sekali-kali menggunakannya untuk hal-hal yang sia-sia. Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” Muttafaqun alaih Ibnu Hajar dalam Fathul Bari membawakan perkataan Ibnu Bathal. Beliau mengatakan “makna hadits ini adalah bahwa seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya yang sehat. Barang siapa yang mendapatkan seperti ini maka bersemangatlah agar tidak tertipu dengan lalai dari bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan-Nya. Dan diantara bentuk bersyukur ialah dengan melakukan ketaatan dan menjauhi larangan-Nya, dan barangsiapa yang luput dari syukur semacam ini maka dialah orang yang telah tertipu.” Dan seperti yang telah kita saksikan sekarang, banyak manusia yang telah terjerumus ke lubang kelalaian banyak yang telah terbuai dengan waktu luang dan jasad yang sehat, padahal Allah Ta’ala akan menanyakan atas setiap nikmat yang telah diberikan padanya. Allah Ta’ala berfirman, “Kemudian kamu pasti akan ditanya tentang kenikmatan yang kamu bermegah-megahan di dunia itu.” QS. At-Takatsur 8 Syaikh Abdul Malik Al-Qasim berkata, Waktu yang sedikit adalah harta berharga bagi setiap muslim di dunia ini. Waktu adalah nafas yang terbatas dan hari-hari yang dapat terhitung. Jika waktu yang sedikit itu yang hanya sesaat atau beberapa jam bisa berbuah kebaikan, maka ia sangat beruntung. Sebaliknya jika waktu disia-siakan dan dilalaikan, maka sungguh ia benar benar merugi. Dan waktu yang berlalu tidak mungkin bisa kembali selamanya.” Risalah Al-Waqtu Anfus laa Ta’ud, hal. 3. Seharusnya kita sadar dan menyadari bahwa waktu itu sesuatu yang sangat berharga bagi seorang hamba, sangat amat disayangkan jika waktu itu berlalu saja tanpa ada selipan ketaatan di dalamnya. Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata, “Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam ajalku berkurang, namun amalku tidak bertambah.” Dan tanda Allah menelantarkan hamba ialah salah satunya Allah jadikan ia sibuk dalam hal-hal yang sia-sia. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata, “Di antara tanda Allah berpaling dari seorang hamba, Allah menjadikannya sibuk dalam hal yang sia-sia sebagai tanda Allah menelantarkannya.” Al Bahrur Ra’iq, hal. 70. Dan ketahuilah bahwa kematian lebih layak bagi orang yang menyia-nyiakan waktu. Seperti yang dikatakan imam Ibnul Qayyim rahimahullahu “Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat hawa nafsu, berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya Al Jawaabul Kaafi, 109. Dan janganlah menyia-nyiakan waktumu selain untuk mengingat Allah. Dari Abdullah bin Abdil Malik, beliau berkata, “Kami suatu saat berjalan bersama ayah kami di atas tandunya, lalu dia berkata pada kami Bertasbihlah sampai sampai di pohon itu’, lalu kami pun bertasbih sampai di pohon yang ia tunjuk. Kemudian nampak lagi pohon lain, lalu dia berkata pada kami,’Bertakbirlah sampai di pohon itu’. Lalu kami pun bertakbir. Inilah yang biasa diajarkan oleh ayah kami Az-Zuhdu li Ahmad bin Hambal. Dari penggalan cerita di atas terdapat beberapa faedah, yaitu Waktu yang berkah adalah waktu yang digunakan untuk ketaatan dan sibuk dengan menambah amal. Hendaknya orang tua mengajarkan kepada anaknya sedini mungkin tentang pentingnya waktu. Kehidupan para ulama tak lepas dari menambah dan memperkuat ketaatan. Setelah kita mengetahui bahwa waktu itu adalah hal yang sangat berharga, maka selanjutnya ialah bagaimana kita mengatur waktu itu sendiri, di antaranya ialah Pertama Usahakan untuk membuat batasan waktu untuk setiap aktifitas kita. Misal dari awal bangun tidur sampai jam berapa waktu untuk bersih-bersih lalu berapa jam untuk belajar, menulis, meringkas, menghafal dan lain-lain. Kedua Meninggalkan suatu hal yang sia-sia atau hal mubah yang berlebihan seperti makan, ngobrol tidur dan lain-lain. Dari Abu Hurairah radiyallahu anhu dari Rasulullah SAW beliau bersabda, “Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” HR. Tirmidzi no2317 Ibnu Majah no 3976, Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Ketiga Jangan punya kebiasaan menunda-nunda. Keempat Memanfaatkan setiap detiknya untuk hal kebaikan dan beribadah. Kelima Membuat jadwal belajar dan waktu mengulang pelajaran. Di dalam surah Al-Ashr Allah bersumpah dengan waktu. Dan ini menunjukkan pentingnya masa waktu. Di dalam masa terdapat keajaiban-keajaiban, di dalam masa terjadi kesenangan, kesusahan, sehat sakit, kekayaan, dan kemiskinan. Dan sesungguhnya masa merupakan anugerah Allah Ta’ala, tidak ada cela padanya, manusialah yang tercela ketika tidak memanfaatkannya. Dan manusia tak tahu kapan berakhir waktunya, maka dari itu Allah Ta’ala banyak memerintahkan untuk segera berlomba-lomba dalam ketaatan. Rasulullah SAW pun memerintahkan umatnya untuk bersegera melakukan amalan-amalan shalih. Al-Hasan rahimahullah berkata “Wahai anak Adam janganlah engkau menunda-nunda amalan-amalan karena engkau memiliki kesempatan pada hari ini, adapun besok maka lakukanlah pada esok hari itu sebagaimana engkau lakukan pada hari ini. Jika engku tidak bertemu esok hari engkau tidak akan menyesali sikapmu yang menyia-nyiakan hari ini.” Taqribuz Zuhd, 1/28 BACA JUGA Korupsi Waktu dalam Pekerjaan Maka dari itu sobat perlu kita ingat lagi bahwa waktu itu adalah nikmat yang luar biasa yang kita miliki. Waktu tak bisa dinilai dengan materi dan kekayaan. Waktu berjalan dengan cepat dan tidak terasa, waktu yang berjalan tak akan bisa terulang kembali. Waktu adalah kehidupan, jika waktu habis maka habislah kehidupan, bersyukurlah saat ini kita masih diberi waktu, terkhusus waktu untuk memperbaiki dan memperkuat ketaatan kita pada-Nya. [] SUMBER MUSLIMAH
Artinya 'Diutusnya aku dan hari Kiamat bagaikan dua 'jari' ini.' [HR. Bukhari] Penjelasan Hadits. Al Qodhi mengatakan dalam syarh Muslim bahwa hadits ini menunjukkan sangat dekatnya waktu terjadinya kiamat dengan diutusnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sahabat, pernah mendengar istilah waktu bagaikan pedang? Sebagai manusia yang telah Allah SWT perintahkan sebagai seorang khalifah di muka bumi. Sudah selayaknya sahabat memanfaatkan waktu dengan sebaik baiknya. Sehingga diri tidak lupa mengenai status yang Allah SWT amanahkan. Terdapat dua tipe manusia pada muka Bumi ini, antara lain 1. Manusia pengolah waktu yaitu manusia yang bisa mengisi waktunya dengan baik. Sehingga selalu bisa menjalankan kewajibannya dengan sempurna dan tidak ada waktu yang terbuang untuk hal yang tidak bermanfaat. 2. Orang yang terolah waktu yaitu orang yang membiarkan waktu terbuang sia-sia. Ia menganggap esok masih ada waktu, ini merupakan salah satu tanda tidak memahami pentingnya waktu, padahal waktu dan kesempatan tidak pernah datang untuk kedua kalinya. Bahkan Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua nikmat, yang mana banyak manusia tertipu karenanya, yakni kesehatan dan kesempatan.” HR Bukhori. Inilah bahayanya golongan orang yang kedua, karena orang ini merupakan orang yang suka menunda. Ia akan kehabisan waktu sehingga apa yang ia inginkan tidak akan pernah berhasil dan hanya berhenti pada angan angan, dan inilah kemenangan iblis. Dan Masa sendiri terbagi menjadi tiga,yaitu masa yang telah lalu, masa yang sekarang dan masa yang akan datang. Masa lalu kita sudah tidak dapat menggantinya karena ia bagaikan air yang mengalir dan sekali mengalir maka tidak bisa kembali lagi, masa sekarang. Kerugian Tidak Memanfaatkan Waktu dengan Baik Kerugian saat tidak memanfaatkan waktu dengan baik antara lain 1. Tidak mampu menghitung nikmat Allah SWT Sungguh telah banyak nikmat yang telah dianugerahkan Allah Ta’ala kepada kita. Jika kita mencoba untuk menghitung nikmat tersebut niscaya kita tidak akan mampu untuk menghitungnya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ “Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak mampu untuk menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari ni’mat Allah.” QS Ibrahim [14] 34 Dalam Taisir Al Karimir Rahman, Syaikh As Sa’di mengatakan, “Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak mampu untuk menghitungnya” maka lebih-lebih lagi untuk mensyukuri nikmat tersebut. “Sungguh manusia benar-benar zholim dan kufur”. Itulah tabiat manusia di mana 1 dia zholim dengan melakukan maksiat, 2 kurang dalam menunaikan hak Rabbnya, dan 3 kufur terhadap nikmat Allah Ta’ala. Dia tidak mensyukurinya, tidak pula mengakui nikmat tersebut kecuali bagi siapa yang diberi hidayah oleh Allah untuk mensyukuri nikmat tersebut dan mengakui hak Rabbnya serta menegakkan hak tersebut.” 2. Kenikmatan yg terlupa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa waktu luang merupakan salah satu antara dua kenikmatan yang telah Allah Ta’ala berikan kepada manusia. Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda, نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ “Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang”. Muttafaqun alaih Ibnu Hajar dalam Fathul Bari membawakan perkataan Ibnu Baththol. Beliau mengatakan,”Makna hadits ini adalah bahwa seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya juga sehat. Barangsiapa yang mendapatkan seperti ini, maka bersemangatlah agar tidak tertipu dengan lalai dari bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan oleh-Nya. Di antara bentuk syukur adalah melakukan ketaatan dan menjauhi larangan. Barangsiapa yang luput dari syukur semacam ini, ialah yang tertipu.” Ibnul Jauzi dalam kitab yang sama mengatakan, ”Terkadang manusia berada dalam kondisi sehat, namun dia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dalam aktivitas dunia. Dan terkadang pula seseorang memiliki waktu luang, namun dia dalam keadaan sakit. Apabila tergabung kedua nikmat ini, maka akan datang rasa malas untuk melakukan ketaatan. Itulah manusia yang telah tertipu terperdaya. Itulah manusia. Banyak yang telah terbuai dengan kenikmatan ini. Padahal setiap nikmat yang telah Allah berikan akan ditanyakan. Allah Ta’ala berfirman, ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ “Kemudian kamu pasti akan ditanya tentang kenikmatan yang kamu bermegah-megahan di dunia itu”. QS At Takaatsur [102] 8 3. Waktu yang berlalu tak bisa terulang kembali Penyesalan terhadap waktu yang telah berlalu adalah penyesalan yang tinggal penyesalan. Ingatlah, waktu yang sudah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi. الوقت أنفاس لا تعود “Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali.” Syaikh Abdul Malik Al Qosim berkata, “Waktu yang sedikit adalah harta berharga bagi seorang muslim di dunia ini. Waktu adalah nafas yang terbatas dan hari-hari yang dapat terhitung. Jika waktu yang sedikit itu yang hanya sesaat. Namun bisa berbuah kebaikan maka ia sangat beruntung. Sebaliknya jika waktu disia-siakan dan dilalaikan, maka sungguh ia benar-benar merugi. Dan namanya waktu yang berlalu tidak mungkin kembali selamanya.” Lihat risalah “Al Waqtu Anfas Laa Ta’ud”, hal. 3 Hendaknya kita sadar bahwa waktu merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi seorang hamba. Sungguh disayangkan jika waktu belalu begitu saja tanpa digunakan untuk melakukan ketaatan dan beribadah kepada Allah Ta’ala yang telah banyak memberikan nikmat kepada kita. 4. Waktu Laksana Pedang Jika kita tidak pandai menggunakan pedang, niscaya pedang tersebut akan menebas diri kita sendiri. Demikian juga waktu yang telah Allah Ta’ala berikan. Jika kita tidak mampu memanfaatkannya untuk berbuat ketaatan kepada-Nya, niscaya waktu akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Dalam kitab Al Jawaabul Kaafi karya Ibnul Qayyim, beliau menyebutkan bahwa Imam Syafi’i pernah mendapatkan pelajaran dari orang sufi. Nasehat tersebut berisikan pada dua inti berikut الوقت كالسيف فإن قطعته وإلا قطعك، ونفسك إن لم تشغلها بالحق وإلا شغلتك بالباطل “Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan kamu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.” Saudaraku, senantiasalah engkau meminta pada Allah kebaikan pada hari ini dan hari besok. Hanya orang yang mendapatkan taufik dan pertolongan Allah Ta’alalah yang dapat selamat dari tebasan pedang waktu. Ibnu Mas’ud berkata, ﻣﺎ ﻧﺪﻣﺖ ﻋﻠﻰ ﺷﻲﺀ ﻧﺪﻣﻲ ﻋﻠﻰ ﻳﻮﻡ ﻏﺮﺑﺖ ﴰﺴﻪ ﻧﻘﺺ ﻓﻴﻪ ﺃﺟﻠﻲ ﻭﱂ ﻳﺰﺩ ﻓﻴﻪ ﻋﻤﻠﻲ. “Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, ajalku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.” Al Hasan Al Bashri berkata, ﻣﻦ ﻋﻼﻣﺔ ﺇﻋﺮﺍﺽ ﺍﷲ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﺃﻥ ﳚﻌﻞ ﺷﻐﻠﻪ ﻓﻴﻤﺎ ﻻ ﻳﻌﻨﻴﻪ ﺧﺬﻻﻧﺎﹰ ﻣﻦ ﺍﷲ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ “Di antara tanda Allah berpaling dari seorang hamba, Allah menjadikannya sibuk dalam hal yang sia-sia sebagai tanda Allah menelantarkannya.” Pergunakan Waktu dengan Baik Inilah masa yg harus kita pergunakan sebaik kedepannya nanti tidak menjadi beban yang memberatkan kita di hadapan pengadilanNya Dzat yg maha Adil. Untuk itu marilah kita memanfaatkan waktu dan kesempatan yang kita miliki. Memanfaatkannya untuk hal-hal yang positif. Kita tidak pernah tahu sisa waktu yang kita miliki. Mulailah semuanya dari sekarang untuk selalu berbuat kemanfaatan. Wallahualam bishowab. Semoga bermanfaat sahabat.

DEKATNYAHARI KIAMAT Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil Ayat-ayat al-Qur-an yang mulia dan hadits-hadits shahih menunjukkan telah dekatnya hari Kiamat karena munculnya sebagian besar tanda-tanda Kiamat merupakan bukti bahwa Kiamat sudah dekat dan kita berada di akhir dunia. Allah Ta'ala berfirman: اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي

Benarlahkata orang, waktu laksana pedang. Jika kita tidak mampu memanfaatkannnya, waktu sendiri yang akan menebas kita. Semangatlah dalam memanfaatkan waktu luang Anda dalam kebaikan, bukan dalam maksiat. Karena jika kita tidak disibukkan dalam kebaikan, tentu kita akan beralih pada hal-hal yang sia-sia yang tidak ada manfaat.
27ZRfr4.
  • 9t0syyl44x.pages.dev/318
  • 9t0syyl44x.pages.dev/306
  • 9t0syyl44x.pages.dev/801
  • 9t0syyl44x.pages.dev/958
  • 9t0syyl44x.pages.dev/691
  • 9t0syyl44x.pages.dev/532
  • 9t0syyl44x.pages.dev/817
  • 9t0syyl44x.pages.dev/76
  • 9t0syyl44x.pages.dev/77
  • 9t0syyl44x.pages.dev/722
  • 9t0syyl44x.pages.dev/255
  • 9t0syyl44x.pages.dev/995
  • 9t0syyl44x.pages.dev/402
  • 9t0syyl44x.pages.dev/223
  • 9t0syyl44x.pages.dev/221
  • hadits waktu bagaikan pedang